Peradangan sendi yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan tiba-tiba dapat disebabkan oleh beberapa kondisi.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan prognosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Menurut Arthritis Foundation, rheumatoid arthritis atau RA adalah sejenis penyakit autoimun yang boleh menyebabkan sakit sendi  – biasanya menjejaskan tangan, lutut ataupun tumit  . 

Jenis psoriasis arthritis merupakan peradangan sendi yang memengaruhi seseorang dengan kondisi kulit psoriasis.

Jika dibagi berdasarkan letak dan jumlah sendi yang terasa nyeri, penyebab nyeri sendi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Kondisi ini cukup sering terjadi pada jari tangan. Seiring berjalannya waktu, penipisan tulang rawan menimbulkan gesekan langsung antartulang sehingga menimbulkan nyeri dan kekakuan pada jari.

Selain manfaatnya untuk mengurangi more info nyeri, sifat antiperadangan dari natrium diklofenak, dapat mengurangi reaksi peradangan pada spot yang dioleskan.

Operasi untuk mengatasi penyakit penyebab nyeri sendi, misalnya operasi pengangkatan jaringan kanker

Beberapa kelainan atau penyakit pada jaringan lain di sekitar sendi juga bisa menyebabkan nyeri sendi, di antaranya:

Nyeri sendi bukan hanya penyakit yang sering menyerang lansia, namun tidak sedikit pula anak muda yang sering menderita penyakit sendi ini. Penyebab nyeri sendi sendiri ada banyak, salah satunya yang meningkatkan risiko pada anak muda adalah gaya hidup yang tidak sehat.

Terjangkit infeksi virus atau bakteri tertentu yang dapat menyebabkan kerusakan sendi dan menyebabkan radang sendi.

Capsaicin dapat membantu mengalihkan nyeri sendi dan mengurangi rasa sakit pada area yang mengalami cedera. Capsaicin merupakan bahan aktif dalam cabai yang dapat menimbulkan rasa pedas pada bagian tubuh yang dioleskan.

Oleh karena itu, jika jari tangan sakit saat ditekuk sudah terjadi berulang kali atau sangat mengganggu, Anda perlu memeriksakannya ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai.

Meski demikian, ada pula jenis tertentu yang justru lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.